Mega Sang Pengganti MegaUpload

Screenshot Situs Mega.co.nz

Sempat beberapa kali dihadapi berbagai masalah, kini pendiri situs file sharing MegaUpload, Kim Dotcom, akhirnya kembali mendirikan situs layanan berbagi file baru, Minggu (20/1/2013). Situs layanan penyimpanan file berbasis awan (cloud) tersebut diberi nama Mega.

Mega yang beralamat di http://mega.co.nz merupakan layanan yang hampir mirip dengan MegaUpload yang ditutup oleh Pemerintah AS pada 20 Januari 2012 tahun lalu. Layanan Mega sendiri, selain untuk berbagi file, bisa juga digunakan untuk akses dari perangkat mobile, instant messaging, dan word-processing, mirip dengan layanan yang diberikan oleh Dropbox. Selain itu, Mega juga menerima jasa hosting, e-mail, dan nama domain.

Ada dua pilihan paket membership yang tersedia untuk layanan berbagi file di situs Mega ini, yaitu Basic dan Premium.

Paket Basic atau paket standar tidak dikenakan biaya sama sekali. Pengguna secara cuma-cuma akan mendapatkan media penyimpanan dengan kapasitas cukup besar, yaitu 50GB. Tetapi harus mendaftar terlebih dahulu untuk menjadi anggota di situs Mega.

Sedangkan untuk konsumen yang menginginkan kapasitas yang lebih besar, maka diharuskan untuk membayar sejumlah uang. Ada tiga pilihan kapasitas yang disediakan, yaitu 500GB, 2TB, dan 4TB. Masing-masing kapasitas tersebut dibanderol dengan harga USD 13,29; USD 26,59; dan USD 39,9 per bulannya.

Dikutip dari Mashable, Senin (21/1/2013), layanan Mega mendapatkan respons sangat positif pada saat awal peluncurannya. Kim Dotcom mengungkapkan, hanya dalam 1 jam sejak dirilis ke publik, Mega telah mendapatkan ribuan pengguna hanya dalam hitungan menit. Sungguh sebuah rekor fantastis untuk ukuran layanan berbagi file yang baru saja diluncurkan.

Setelah 2 jam beroperasi, layanan Mega bahkan telah melampaui kapasitas maksimum dengan jumlah registrasi yang mencapai 250.000 pengguna.

Jauh sebelumnya, Kim Dotcom (yang bernama asli Kim Schmitz) untuk membuat layanan berbagi file baru seperti saat ini, sempat diterpa berbagai masalah. Gabon, negara yang direncanakan menjadi lokasi hosting dan domain situs baru ini, menolak menjadi bagian rencana Kim menghindari jerat hukum otoritas AS. Namun, tampaknya Dotcom sudah berhasil mengatasi hal tersebut dengan memindahkan hosting dan domain ke negara asal dirinya yaitu, New Zealand atau Selandia Baru.

0 komentar:

Posting Komentar